Saya berasal dari Kota Baturaja, Kabupaten Ogan
Komering Ulu (OKU), Provinsi Sumatera Selatan. Saya adalah seorang mahasiswi
Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB), Program Keahlian Ekowisata. Kini saya
sedang belajar pada tingkat 2 semester 3 di program keahlian tersebut.
Sebagai seorang mahasiswi Ekowisata, tentunya
saya harus mengenal terlebih dahulu potensi wisata unggulan yang terdapat di
daerah saya, Baturaja. Baturaja
adalah ibukota Kabupaten OKU, Sumatera Selatan. Baturaja merupakan jalur lintas
tengah trans Sumatera. Baturaja berbatasan dengan wilayah Ogan Komering Ilir
(OKI) di sebelah utara dan OKU Selatan di sebelah selatan, Muara Enim di sebelah
barat dan OKU Timur di sebelah timur.
Potensi
pariwisata di daerah saya sudah cukup berkembang. Beberapa destinasi wisata
yang dapat dikunjungi diantaranya Goa Putri, Goa Harimau, Batu Lesung Bintang,
Air Terjun Kambas, Air Panas Gemuhak dan Rantau Kumpai.
Destinasi wisata andalan Kabupaten OKU
ini terletak di desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji (35 KM dari Baturaja).
Legenda Goa Putri terjadi adalah tempat hunian manusia dimasa lalu. Di sana
ditemukan jejak-jejak hunian goa antara lain pecahan gerabah, tulang bintang,
tulang manusia, beragam alat batu seperti pukul, batu pahat, dan batu kapak. Di
dalam goa tersebut terdapat pula aliran sungai kecil yang berasal dari Muara
Sungai Semuhun. Konon menurut masyarakat sekitar, siapa yang membasuh muka di
sungai kecil tersebut akan awet muda.
Goa Harimau terletak di desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji
Kabupaten OKU, berjarak kira-kira 35 KM dari kota Baturaja. Untuk menuju Goa
Harimau, pengunjung harus menyebrangi sungai Ogan dan melalui jembatan gantung
tua. Kemudian pengunjung menelusuri jalan setapak sejauh 4 KM melewati Sungai
Haman (Aek Haman).
Sebanyak 35 kerangka manusia kuno dari Ras Mongoloid berhasil ditemukan
di mulut Goa Harimau oleh Tim penelitian arkeologi nasional (Puslit Arkenas)
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Kerangka manusia yang ditemukan tidak
lagi termasuk dalam kategori manusia purba melainkan manusia kuno.
Dikategorikan manusia kuno mengingat secara fisik bentuknya seperti manusia
modern. Kemudian mereka juga sudah mengenal senjata yang terbuat dari batu.
Menurut analisi Tim Puslit Arkenas kerangka manusia yang ditemukan di
Goa Harimau termasuk dalam ras mongoloid karena adanya ciri-ciri morfologi yang
ditemukan, yaitu bentuk tengkorak yang meninggi dan membundar dan bagian
tengkorak belakang yang datar. Selain itu, terdapat juga ciri morfologi gigi
seri berbentuk orbit mata, kedalaman tulang hidung (nasal) serta postur tulang
dan tubuh mereka yang khas mongoloid. Selain fosil, para arkeolog juga
menemukan benda-benda bernilai sejarah tinggi seperti gerabah, biji kemiri yang
telah menjadi fosil, batu pemukul serta beliung batu. Diperkirakan perabadan di
goa harimau berasal dari 2000-3500 tahun yang lalu.
Objek wisata Air Terjun Kambas terletak
di Desa Ulak Lebar. Jarak tempuh dari desa Ulak Lebar menuju lokasi air terjun
kam Air Terjun Kambas berkisar 1 jam dan berjalan kaki kurang lebih 30 menit. Perjalanan
menuju lokasi melalui perbukitan masih alami, hutan dan perkebunan rakyat
dengan menyusuri alur sungai Kambas.
Objek wisata Air Panas Gemuhak terletak
didesa Gunung Tiga dengan jarak tempuh sekitar 6 KM dari desa Gunung Tiga.
Objek wisata Air Panas Gemuhak memiliki beberapa sumber air panas dengan pusat
air panas terbesar dapat menyemburkan air panas (gleiser) setinggi tiga meter.
Tiap kali penyemburan air panas memiliki interval waktu sekitar 15 detik. Air
Panas tersebut memiliki suhu berkisar 96,50oC - 98oC dan
mengandung mineral-mineral tertemtu.
Satu dari beberapa peninggalan sejarah
yang ada di Kabupaten OKU adalah Batu Lesung Bintang. Disebut Lesung Bintang
karena batu tersebut berbentuk segi delapan yang ditengah-tengahnya terdapat
lubang yang menyerupai lesung. Aset wisata budaya ini terletak diatas bukit
didesa Laya Kecamatan Baturaja Barat. Pada obyek wisata tersebut juga dapat
dijumpai batu berukir yang berbentuk sandi dan peta wilayah serta batu tapak
kaki.
Objek wisata Rantau Kumpai terletak di Desa
Tungku Jaya Kecamatan Sosoh Buay Rayap. Jaraknya kira-kira 17 KM dari kota
Baturaja. Di Rantau Kumpai terdapat Bendali. Bendali merupakan Bendungan
Pengendali Air bagi kehidupan masyarakat sekitranya. Tempat ini cukup nyaman
sebagai tempat rekreasi diakhir pekan. Sekitar 1 jam dari tempat ini terdapat Air
Terjun Tirta Selaya. Fasilitas tersedia di Bendali Rantau Kumpai adalah arena
panjat tebing, areal perkemahan, tempat pemancingan, shelter, sepeda air dan mushola.
Baturaja tidak hanya memiliki beberapa
destinasi wisata alam saja, namun Baturaja juga memiliki wisata kuliner. Tepat di jantung kota
Baturaja terdapat sebuah tempat bernama Taman Kota Baturaja. Bisa di katakan,
taman kota ini adalah alun-alunnya kota Baturaja. Dulunya taman kota ini adalah
lapangan sepak bola yang diberi nama lapangan Ahmad Yani. Pada Tahun 2009 lapangan
Ahmad Yani tersebut direnovasi oleh pemerintah setempat menjadi sebuah taman
publik yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat olah-raga, taman bermain
anak-anak, juga tempat wisata kuliner.
Beberapa makanan unggulan yang
ditawarkan di Taman Kota Baturaja diantaranya adalah pempek, tekwan ceker, dan bakso
bakar, Makanan tersebut dijamin enak dan harganya pun terjangkau. Selain
makanan-makanan tersebut terdapat juga makanan khas yang masih tradisional
yaitu tempoyak.
Pempek adalah makanan khas daerah
Palembang. Makanan tersebut terbuat dari ikan dan memiliki rasa yang gurih,
kenyal, dan enak. Pempek akan lebih enak bila dinikmati dengan cuka atau dalam
bahasa Palembang disebut “cuko”. Pempek memiliki beberapa jenis, seperti pempek
telur, lenjer, kulit, tahu, lenggang, keriting, dan yang memiliki nama paling
unik adalah pempek kapal selam. Pempek tersebut dijuluki kapal selam karena
bentuknya yang besar seperti kapal selam.
Tekwan adalah hidangan sup khas Sumatera-Selatan yang terbuat dari ikan dan sagu yang dibentuk bulat-bulat
kecil, dan disajikan dengan menggunakan kuah udang. Biasanya pelengkap makanan tersebut adalah bihun, irisan bengkoang dan jamur, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng. Di Taman Kota Baturaja, pengunjung
bisa menikmati makanan tekwan ini dengan tambahan ceker ayam yang sudah direbus
bersama kuah tekwan. Ceker ayam inilah yang membedakan tekwan tersebut dengan
tekwan-tekwan di daerah lain yang ada di Sumatera-Selatan. Renyahnya tulang
ceker ayam memberikan sensasi rasa tersendiri saat dimakan dan berpadu dengan
kuah udang dan sagu ikannya, lebih nikmat lagi apabila ditambahkan sambal hijau
dan kecap.
Bakso disajikan dengan mie dan kuah yang
khas, namun belakangan ini yang berkembang di Baturaja adalah bakso bakar.
Bakso bakar adalah makanan daging berbentuk bola yang disajikan dengan cara
dibakar mirip sate dan diberi bumbu kecap atau sambal. Pengunjung dapat membeli
bakso bakar tersebut dengan tingkat kepedasan sesuai selera. Bakso bakar ini
lebih enak dinikmati saat baru selesai dibakar.
Tempoyak merupakan makanan khas yang berbahan dasar durian.
Biasanya warga sering memasak tempoyak ini dengan ikan patin sehingga sering
disebut dengan pepes ikan patin. Namun berbeda dari pepes ikan patin pada
umumnya. Selain dibuat pepes ikan, tempoyak bisa dijadikan sebagai sambal
tempoyak. Cita rasa tempoyak pepes ikan patin
ini memiliki rasa asin, pedas, manis, ditambah aroma segar ala tempoyak.
Kebudayaan yang terdapat di Baturaja
salah satunya adalah penggunaan bahasa daerah yang khas. Bahasa daerah yang
digunakan adalah bahasa Ogan Ulu atau disebut “Base Ugan”. Bahasa ini masih
termasuk dalam rumpun bahasa melayu. Di Baturaja Base Ugan dipakai bersamaan
dengan bahasa melayu Palembang atau sering disebut “Baso Palembang Seari-ari”.
Bercampurnya kedua bahasa tersebut menimbulkan istilah baru dari masyarakat
sekitar, yaitu “Base Palembang Buntung”.
Itulah deskripsi singkat mengenai
destinasi wisata alam, wisata kuliner, dan kebudayaan yang ada di Baturaja.
Saya harap setelah banyak belajar mengenai ekowisata di IPB, saya dapat
mengembangkan potensi wisata yang terdapat di daerah saya. Wisata dengan konsep
sustainable atau berkelanjutan dan
tetap bertangungg jawab atas kelestarian alam, serta memperhatikan aspek
ekonomi dan sosial budaya yang ada pada masyarakat sekitar.
Pustaka
:
1.
Administrator.2013.”Pariwisata”.Pemerintah Kabupaten Ogan
Komering Ulu:Baturaja. http://www.okukab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=39&Itemid=62.[2 September 2015].
2.
Sagita, Rudian.”Ragam Budaya”. http://rudianbaturaja.blogspot.com/p/blog-page_5.html.[2 September 2015].
By: Raden Modyta Thalia, akrab disapa dengan panggilan Modyta, Modyt, Mody, atau Odyt.
Anda belum meliha perkembangan wisata baturaja sekarang mas. Sudah indah dan cantik mas
ReplyDeletePenginapan yg murmer, akses kmana2 mudah..apa namax ? Makasih sblm jg sesdhx..
DeleteTentang Geowisatanya baturaja banyak juga yang mesti di infokan ke publik. sangat edukatif dan berprospek kedepannya
ReplyDeletegold tetris titanium rainbow quartz - TikTok
ReplyDelete› gold- tetris-ti › titanium curling iron gold- tetris-ti The gold tetris crystal stone is an eternal gold mine gold mine gold mine diamond mine gold mine gold mine 2020 edge titanium gold mine gold mine titanium sponge gold ford focus titanium hatchback mine gold mine gold mine gold mine gold titanium granite